Elektroda Las Busur Manual (Listrik)
ELEKTRODA
LAS
Elektroda yang digunakan pada SMAW mempunyai banyak perbedaan bila
ditinjau dari komposisi wire dan tipe dari fluksnya sedang standar diameter
elektroda berkisar antara 1/16 inchi sampai 5/16 inchi dan panjangnya antara
(9-18) inchi tetapi untuk penggunaan khusus ada yang sampai 36 inchi.
Arti dari pada penomoran elektroda adalah :
E : elektroda
XX : (dua angka
pertama) = minimum tensile strength dalam 1000psi pada deposit las.
X = (angka ke
tiga) = posisi pengelasan dimana elektroda tersebut dapat digunakan dengan
baik.
EXX1X = untuk
semua posisi
EXX2X = las
datar dan horizontal filet
X (angka ke
empat) = tipe dar fluks
0 = High –
cellulosa, sodium (b), high iron oxide (c)
1 = High –
cellulosa, potasium (AC atau DCRP)
2 = high –
titamia, sodium (AC atau DCSP)
3.= High –
titamia, potasium (AC atau DC)
4 = Iron –
powder, titamia (AC atau DC)
5 = Low
hydrogen, sodium (DCRP)
6 = low
hydrogen, pottasium (DCRP)
7 = Iron – powder - iron oxide (AC atau DC)
8 = Iron –
powder, low hydrogen (AC atau DCRP)
catatan : (b) = Bila angka ke tiga adalah 1
(c) = Bila angka ke tiga adalah
2
.. = Arus yang digunakan
Pemilihan elektrode
Pemilihan elektrode disamping
berdasarkan kepada arus yang digunakan apakah AC atau DC juga pada :
a.
Komposisi dari logam dasar
b.
Posisi pengelasan
c.
Bentuk sambungan
d.
Penembusan yang diinginkan
e.
Biaya pengelasan
f.
Ketrampilan dari juru las
1.
Komposisi dari logam dasar
Maksudnya apakah dibutuhkan preheating atau post heating. Hal ini adalah
faktor yang utama dalam pemilihan elektrode. Semua baja ferritic carbon rendah
dapat dilas dengan semua kelas elektrode mild steel nemun temperaturnya harus
rendah.
Baja
dengan kadar karbon lebih besar dari 0,35 atau yang tensile strengthnya diatas
60.000 psi seering dilas dengan menggunakan elektrode low hydrogen atau iron
powder low hydrogen untuk menghindari preheating atau postheating.
2.
Posisi pengelasan.
Posisi pengelasan vertikal dan overhead dapat membatasi penggunaan
elektrode.
3.
Penembusan yang diinginkan
Pemilihan elektrode yang salah dapat menimbulkan penembusan yang tidak
cukup.
4.
Ketrampilan juru las
Hasil las yang baik tidak akan dapat diperoleh dari juru las yang
mempunyai ketrampilan rendah bila elektrode yang digunakan menuntut ketrampilan
rendah bila elektrode yang digunakan menuntut ketrampilan yang tinggi.
Misalnya elektrode E 6020, ketrampilan juru lasnya bisa lebih rendah dari
elektrode E 6010 sebab E6020 adalah untuk posisi datar sedang E 6010 untuk
semua posisi.
Pemilihan ukuran diameter elektrode
Untuk penggunaan yang secara
ekonomis lebih banyak ditentukan oleh faktor pemilihan ukuran diameter
elektroda dari pada faktor pemilihan kelas elektrodanya sendiri. Pada prinsipnya
pemilihan diameter elektrode tergantung pada rencana sambungan, tebal dari
lapisan las, posisi pengelasan, panas masukan dan tingkat ketrampilan dari juru
las. Semua kelas dari elektrode direncanakan untuk dapat digunakan pada las
berlapis (multiple – pass).
Ukuran
elektrode yang cocok untuk beberapa tipe sambungan dapat dilihat di bawah ini.
1.
Untuk pengelasan pipa (atau pengelasan single yang
lain) dibutuhkan pengisian yang baik pada akar las sehingga ukuran elektrode
yang dapat digunakan adalah : 1/6 inchi atau 5/23 inchi untuk las pertama.
Untuk lapisan las selanjutnya dapat digunakan 5/23 inchi atau 3/16 inchi (untuk
semua posisi) tetapi untuk posisi datar 3/16 inchi atau yang lebih besar dapat
juga digunakan.
2.
Untuk posisi datar pada sambungan single atau doble
level dengan backing strip dapat digunakan asalkan tebal benda kerja Cukup
untuk menerima tambahan panas.
3.
Untuk fillet posisi datar, dapat digunakan ukuran 3/16,
7/32 atau ¼ inchi. Ukuran yang lebih besar dapat juga digunakan asalkan tebal
benda kerja cukup untuk menerima tambahan panas.
4.
Untuk pengelasan selain fillet dan butt, 3.16 inchi
asalah yang paling banyak digunakan.
5.
ukuran elektrose low hydrogen umumnya yang digunakan
untuk posisi vertikal dan overhead adalah 1/8 dan 5/32 inchi sedang untuk
posisi datar dan horizontal adalah 3/16 inchi atau yang lebih besar.
Panjang busur
Panjang
busur adalah jarak antara ujung elektrode dengan kawah las yang merupakan
fungsi dari selaput elekrode. Jarak antara ujung elektrode dengan kawah las ini
harus pendek untuk memastikan terjadinya perpindahan logam cair dari elektrode
ke benda kerja.
Secara umum panjang busur dapat mengontrol voltase yang juga mempengaruhi
terhadapefisiensi dan kecepatan pengelasan. Bila busur terlalu panjang maka
sebagian panas akan berpndah ke udara aliran logam cair dari elektrode ke benda
kerja dengan percikan dan deposit rate akan berkurang. Juga mungkin akan
terjadi kontaminasi dari udara karena gas pelindung dari pembakaran fluks
menjadi kurang sempurna.
Komentar
Posting Komentar