Las Gas (Pendahuluan)



LAS GAS (OKSI ASETILEN)

PENDAHULUAN
Jika tepi dua potong logam didekatkan dan pada pertemuan keduanya dicairkan dengan nyala api gas bersuhu tinggi, maka potongan logam tersebut akan tersambung, agar diperoleh sambungan yang cukup kuat, biasanya diperlukan logam pengisi. Prinsip demikian dalam praktek dikenal dengan istilah popular las karbit, las otogen atau “Gas Welding”.
Nyala api gas berasal dari proses pembakaran gas asetilin dengan oksigen. Asetilin berfungsi sebagai bahan bakar dan oksigen sebagai pembakar. Meskipun gas oksigen dapat diperoleh dari udara biasa, tetapi cara ini tidak dapat menghasilkan nyala api yang cukup kompak dan panas untuk dapat mencairkan logam. Untuk keperluan pengelasan diperlukan persediaan oksigen dalam tabung tekanan tinggi yang dapat diperoleh di pasaran.
Gas asetilin juga tersedia dalam tabung seperti halnya oksigen. Selain itu secara sederhana gas asetilin dapat dibuat dengan menggunakan tangkai khusus yang diisi dengan kalsium karbida ditambah air. Dalam praktek cara ini banyak dipergunakan, karena persediaan asetilin dalam tabung tidak selalu tersedia di pasaran. Banyak negara berkembang cara tersebut telah ditinggalkan karena tidak praktis dan kurang aman dari segi keselamatan kerja.
Pada gambar 1 dapat dilihat susunan suatu aparat las karbid. Komponen-komponennya terdiri dari tabung oksigen dan asetilin, selang oksigen, selang asetilin dan brander. Pada brander terjadi penampungan gas asetilin dengan oksigen dan jika nozel atau ujung brander dinyalakan akan terlihat nyala api seperti pada gambar 2. dengan menggunakan perbandingan asetilin dengan oksigen 1 : 2,5 akan diperoleh nyala api bersuhu tinggi kira-kira 32000 C. Suhu demikian dapat mencairkan bermacam-macam logam, karena umumnya mempunyai titik cair yang lebih rendah seperti tertera pada tabel 1.
Perlengkapan las karbid dapat dipergunakan untuk memotong logam yaitu dengan cara mengganti brander las dengan brander potong. Selain itu perlengkapan tersebut dapat pula dipergunakan untuk solder suhu tinggi atau dikenal dengan istilah “Brazing”.


Tabel 1. Suhu Titik Cair Beberapa Jenis Logam
JENIS LOGAM
TITIK CAIR

°F
°C
Platina
3200
1760
Besi Tempa
         Biasa
         Tuang
         Murni
2900
2500
2400
2760
1600
1370
1315
1515
Baja Karbon Rendah
                     Sedang
                     Keras
2700
2600
2500
1480
1430
1370
Tembaga
1950
1070
Loyang
1000
980
Perak
1750
955
Bronze
1700
930
Aluminium
1175
635
Seng
800
620
Timbel
620
430
Babet
500 – 700
260 – 370
Timah Patri
500 – 575
260 – 300
Timah Putih
450
230













 

 

 

 

 

Gb.1. Komposisi Perlengkapan Las Karbid

















Gb. 2. Nyala Api las Gas Oksigen dengan Asetilen


                                               
                                   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gb. 3. Generator Asetilen


Beberapa keuntungan menggunakan las karbid dibandingkan dengan las listrik, diantaranya:
a.           Dapat mengelas lempeng logam yang tipis
b.          Pekerjaan lebih terkontrol
c.           Dapat mengelas logam bertitik cair rendah
d.          Dapat untuk memotong logam dengan baik
e.           Dapat untuk solder dengan suhu tinggi (brazing)
f.           Sinar nyala api tidak terlalu membahayakan
Beberapa kelemahannya adalah:
a.           Pekerjaan lebih lambat
b.          Memerlukan keterampilan untuk menyetel nyala api las yang tepat
c.           Kebocoran gas dapat menimbulkan bahaya ledakan atau kebakaran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESALAHAN YANG SUPERVISIAL DALAM PENGELASAN

Pengujian elektroda

Simbol elektroda dan maknanya