Nyala Api dan Sifatnya Pada Las Gas



NYALA API DAN SIFATNYA
Nyala api pada nozel brander terjadi dari proses pembakaran asetilin dengan oksigen. Jika diperhatikan akan terlihat dua macam nyala. Pertama, nyala api dekat lubang nozel berbentuk kerucut kecil berwarna terang arau putih yaitu hasil dari proses pembakaran mengelas. Kedua, nyala api dari proses pembakaran sekunder yang menyelubungi nyala primer. Bentuk nyala primer dan sekunder tersebut oleh perbandingan oksigen dengan asetilin dan kecepatan pengeluaran gas (Gambar 2).

Kecepatan Semprotan Gas
Gas campuran yang keluar dari nozel memiliki kecepatan yang bervariasi antara 60 samapi 200 m/detik. Bila menggunakan kecepatan gas rendah, maka nyala api las akan lemah dan tidak bising. Jika menggunakan kecepatan yang lebih rendah lagi akan terjadi letupan akibat dari pembakaran balik yaitu pembakaran didalam brander. Sebaliknya jika menggunakan kecepatan gas yang terlalu tinggi akan timbul suara berdesis yang bising (Gambar 12). Nyala api las berkecepatan tinggi itu akan mengakibatkan hasil pengelasan yang buruk, karena terlontarnya logam cair pada bagian yang tidak dikehendaki. Hasil pengelasan yang baik akan tercapai bila menggunakan kecepatan rata-rata yang normal seperti tersebut dimuka.

Perbadingan Oksigen Dengan asetilin

Perbandingan campuran gas oksigen dengan asetilin akan menentukan sifat nyala api las. Dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga golongan nyala api.
Pertama, nyala netral (Gambar 13a). Nyala ini terjadi jika menggunakan perbandingan volume oksigen dan asetilin yang sama besar. Pada nyala primer terlihat bentuk kerucut yang terang tanpa ekor. Nyala ekor asetlin akan terbentuk jika gas asetilin ditambah sedikit. Jadi ciri nyala netral adalah tepat pada saat ekor asetilin hilang ketika gas asetilin diperkecil. Suhu nyla primer tersebut kira-kira 32000C. Pada umumnya nyala netral banyak dipergunakan untuk mengelas bermacam-macam logam terutama jenis-jenis besi/ baja juga tembaga dan alumunium serta beberapa logam lainnya.
Kedua, nyala karbon (Gambar 13b). Nyala api ini terjadi jika penggunaan oksigen dikurangi dari yang biasa dipergunakan untuk nyala netral. Pada nyala primer akan terlihat ekor nyala asetilin, sehingga seluruhnya terlihat tiga susunan nyala api. Dalam hal ini terjadi pembakaran yang tidak sempurnan, sehingga akan terbetuk karbon pada bagian yang dilas. Dengan demikian pencairan logam akan terisolir pada lokasi yang sempit. Penggunaan nyala karbon ini adalah untuk memperkeras lapisan permukaan baja atau “Hard Facing”.
Ketiga, nyala oksidasi (Gambar 13c). Nyala ini terjadi jika pada nyala netral dikurangi asetilinnya, sehingga terbentuk proses pembakaran dengan kelebihan oksigen. Kerucut nyala primer menjadi semakin kecil dibandingkan dengan nyala netral. Suhu nyala oksigen ini lebih tinggi daripada nyala netral.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESALAHAN YANG SUPERVISIAL DALAM PENGELASAN

Pengujian elektroda

Simbol elektroda dan maknanya