POSISI PENGELASAN
POSISI
PENGELASAN
Posisi mengelas atau sikap mengelas adalah pengaturan posisi dan gerakkan
atau arah daripada elektroda las sewaktu mengelas benda kerja logam, posisi
mengelas ini tergantung daripada kampuh-kampuh atau celah-celah benda kerja
yang kan dilas. Karena posisi benda kerja yang akan dilas tidak/belum tentu
dapat kita atur sendiri maka kemungkinan akan terjadinya kesulitan dalam
pengelasan. Posisi pengelasan pada umumnya dapat kita bedakan menjadi beberapa
macam yaitu : posisi di bawah tangan, posisi horizontal, posisi vertical dan
posisi di atas kepala.
1. Posisi di bawah tangan
Pada pengelasan di bawah tangan terdapat berbagai keuntungan bila
dibandingkan dengan posisi pengelasan yang lain, yakni :
a.
Lebih memudahkan pemeriksaan pada celah las sehingga
tidak banyak penutupan-penutupan terak dan hasil lasnya lebih baik.
b.
Pada umumnya kita dapat memilih elektroda yang lebih
tebal.
c.
Penghematan elektroda karena percikan-percikan.
d.
Bekerja lebih cepat menghemat waktu pekerjaan.
e.
Tidak melelahkan bagi juru las.
Mengelas dedngan cara ini dilakukan dengan mengatur kemiringan elektroda
las sekitar 10 – 20o terhadap garis vertical 70 – 80o
terhadap benda kerja yang dilas, mengelas deengan posisi di bawah tangan ini
sangat mudah melakukannya, sehingga sangat baik apabila dalam mengelas benda
pekerjaan diusahakan dengan cara posisi di bawah tangan.
Pada pengelasan di bawah tangan, busur api pendek menghasilkan kerja yang
baik, kuat dan bentuk rigi-rigi yang teratur, panjang atau pendeknya busur
tergantung kepada diameter elektroda. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelasan di bawah tangan adalah sebagai berikut :
a.
Elektroda sebaiknya tegak lurus atau miring 5o
sampai 10o terhadap arah gerakan pengelasan, maksudnya agar dapat melihat
mencairnya ujung elektroda dengan jelas.
b.
Elektroda dan besarnya arus tang tepat akan
mengeluarkan busur api yang terang dan terdengar suara gemercik.
c.
Rigi-rigi las menembus permukaan plat dan bagian atas
rigi-rigi las tidak meleleh pada sisi pelat.
d.
Busur api pendek memudahkan mencairnya elektroda
dedngan cepat karena busur api ini melindungi bagian elektroda yang sedang
mencair dari pengaruh udara luar.
e.
Bila busur api terlalu panjang maka udara akan meniup
busur api tersebut sehingga ujung elektroda yang mencair berbentuk tetesan dan
mengoksidasi hingga rigi-rigi las tidak rata dan tidak padat.
2. Posisi
horizontal (mendatar)
Pada posisi pengelasan ini benda kerja dibuat tegak dan arah gerak
elektroda mengikuti garis horizontal, kedudukan elektroda di buat miring 5 – 10o
kearah garis vertical dan 70 – 85o kea rah benda kerja gunanya untuk
menahan bahan las yang mencair supaya jangan jatuh ke bawah.
Pada bentuk pengelasan mendatar, bentuk rigi-rigi akan menonjol ke bawah,
gerak ayun bagaimanapun kecilnya akan cukup mengakibatkan rigi-rigi sangat
menonjol ke bawah. Untuk mengurangi bentuk yang menonjol itu, cairan logam
tidak boleh terlampau encer, jadi arus listrik tidak boleh terlampau besar.
Mengelas dengan cara ini harus diatur panjang busur nyala lebih pendek
daripada panjang busur mengelas dengan posisi di bawah tangan.
3. Posisi
tegak lurus (vertical)
Mengelas dengan posisi tegak adalah dilakukan apabila mengelas dalam
jurusan tegak dengan arah pengelasan ke atas atau ke bawah dan arah pengelasan
ini tergantung dari jenis elektroda yang digunakan, di mana elektroda
menghasilkan busur nyala yang kurang baik (lemah) dilakukan arah pengelasan ke
atas dan elektroda yang berbusur nyala baik (keras) dilakukan arah pengelasan
ke bawah.
Mengelas dengan cara ini termasuk cara pengelasan yang paling sulit
dilakukan karena bahan cair sering mengalir (berjatuhan) ke bawah dan
melekat/menumpuk di bagian bawah benda kerja, oleh karena itu bahan cair yang
mengalir di arah bawah dapat diperkecil dengan memiringkan elektroda sekitar 10
– 15o dari garis vertikal dan 70 – 80o ke arah benda pekerjaan.
a. Mengelas tegal lurus dari atas ke bawah
dengan elektroda diarahkan ke atas
Cara ini digunakan bila kita mengelas deengan
elktroda yang mempunyai sedikit cairan terak seperti halnya dengan elektroda
yang berbalut gas. Arus harus sebesar mungkin akan tetapi lebih kecil daripada
mengelas datar. Dengan arus yang lebih kecil maka pembakaranpun akan kurang
mendalam, panjang busur nyala sependek mungkin akan tetapi harus dijaga jangan
sampai ada cairan terak tertutup oleh las, busur nyala yang pendek akan
mempermudah pemindahan cairan logam elektroda ke benda kerja yang sedang
mencair, dengan cara ini dapat diperoleh pembakaran yang baik dan mendalam.
b. Mengelas
tegak lurus dari atas ke bawah dedngan elektroda diarahkan ke bawah.
Cara ini digunakan bila kita mengelas dengan
elektroda yang mempunyai banyak cairan tegak, dengan sikap ini busur nyala
dapat digunakan untuk mengalirkan cairan terak yang banyak pada permukaan cairan
logam las, arus yang digunakan sedikit lebih kecil dari bagian pertama (a)
dengan panjang busur nyala yang sama.
c. Mengelas tegak lurus dari bawah ke atas
dengan elektroda di arahkan keatas.
Cara ini digunakan untuk mengelas dengan elektroda
berbalut tebal atau berbalut gas, cara
ini adalah cara
yang termudah untuk mendapatkan pembakaran yang baik, walaupun kita
harus berhati-hati supaya jangan sampai ada cairan terak tertutup oleh gas,
bila kita mengelas dengan elektroda berbalut tebal, dan cara ini adalah yang
terbaik untuk lapisan kedua dan selanjutnya, lapisan pertama dan yang terakhir
hendaknya dilas dari atas ke bawah.
d. Mengelas di atas kepala
Mengelas dia atas kepala (overhead) adalah sangat sukar dan berbahaya
karena sewaktu mengelas bahan cairan elektroda banyak yang berjatuhan ke bawah
dan mengenai bagian tubuh kita, sehingga dalam pengelasan cara ini hendaknya
juru las memakai alat pengaman yang selengkap-lengkapnya (masker, topi, jaket,
sarung tangan, sepatu, baju las).
Mengelas dedngan posisi ini benda kerja terletak di atas kepala juru las
dan kedudukan elektroda dibuat 5 – 20o terhadap garis vertikal dan
75 - 85o terhadap benda
kerja, dalam hal mengelas untuk mengurangi jatuhnya tetesan bahan cair yang
selalu berjatuhan maka pengelasan harus dilakukan dengan pendek dan cepat
supaya elektroda dan bahan cair dapat tertahan.
Di sini jangan memakai arus yang terlampau besar, jagalah jangan sampai
elektroda menempel pada cairan logam sehingga mengelasnya dengan cara diseret.
Jangan dilas dengan cara diayun, usahakan agar luas cairan logam las
sedikit mungkin dan hanya pada bidang yang berhadapan dengan ujung elektroda.
e. Posisi dengan istilah yang lain
Posisi yang dimaksud adalah posisi w, posisi h yakni posisi di bawah tangan
dengan cara bentuk sambungan/kampuh yang berbentuk sudut. Dalam posisi w kampuh
dilaskan pada kedudukan mendatar dari benda kerja, elektroda diarahkan dari
atas. Dalam posisi h kampuh sambungan t dilekatkan pada kedudukan horizontal
dari benda kerja, elektroda juga diarahkan dari atas. Di bawah ini terdapat
gambar-gambar dari posisi dalam pengelasan.
Komentar
Posting Komentar