Teknik pemotongan Menggunakan Las Potong



1.      TEKNIK PEMOTONGAN
a.       Persiapan
Dari tebal plat besi / baja yang akan dipotong telah dapat ditentukan ukuran nozel yang diperlukan, penggunaan tekanan oksigen dan asetilin serta kecepatan pemotongan. Untuk itu dapat menggunakan tabel 6.
Landasan perlu dipersiapkan dengan baik, karena bagian yang terpotong tidak boleh langsung berada pada permukaan landasan. Bahan landasan yang baik untuk las potong adalah bata api. Penggunaan landasan dari besi / baja harus hati-hati, karena bahan ini mudah terpotong.
b.      Penyetelan Api Brander
Urutan kerja yang diperlukan sebelum menyalakan brander dapat dilakukan sebagai berikut:
-          Semua kran atau katup gas pada brander dalam keadaan tertutup.
-          Skrup atau katup regulator gas dalam kedudukan tertutup.
-          Buka perlahan-lahan dan secukupnya kran tabung oksigen dan asetilin.
-          Buka kran oksigen pada brander dan tekan sepenuhnya tangkai katup oksigen pemotong.
-          Buka perlahan-lahan katup regulator oksigen dengan cara memutar skrup ke arah menekan katup, sehingga diperoleh tekanan kerja yang diperlukan.
-          Tutup kembali kran oksigen pada brander.
-          Buka kran asetilin pada brander kira-kira ½ putaran.
-          Buka perlahan-lahan katup regulator asetilin dengan cara yang sama (5).
-          Nyalakan nozel brander dan atur kembali kran asetilin sehingga diperoleh nyala asetilin yang tidak berjelaga banyak.
-          Buka perlahan-lahan kran oksigen pada brander sehingga diperoleh nyala api netral seperti pada nyala api las sambung.
-          Tekan tangkai katup oksigen pemotong dan atur kembali kran oksigen dan asetilin sehingga diperoleh nyala netral api pemotong (Gambar 28).
Pada penyetelan gas brander perlu diperhatikan bawa saluran oksigen dari kran terbagi dua. Pertama, ke saluran pemanas awal dan kedua untuk pemotongan. Saluran kedua hanya bekerja bila tangkai katup oksigen pemotong ditekan sedangkan saluran pertama terus bekerja selama kran dalam posisi terbuka. Dengan demikian dalam membuka kran oksigen hendaknya cukup besar, agar jumlah oksigen dapat mencukupi kebutuhan untuk pemotongan dan pemansan awal. Ada juga jenis brander potong yang hanya dilengkapi dengan katup oksigen pemotong dan kran oksigen pemanasan awal, tanpa kran induk.
c.       Pelaksanaan Pemotongan
Sebelum pelaksanaan pemotongan dimulai hendaknya selalu memperhatikan segi keselamatan kerja. Yang terpenting diantaranya adalah menempatkan sepasang selang gas sedemikian rupa sehingga tidak mudah terkena percikan api atau menempel pada logam pijar. Hal lain yang perlu mendapat perhatian juga adalah mengatur landasan untuk pemotongan sedemikian rupa sehingga tidak turut terkena api pemotongan.
Pelaksanaan pemotongan dimulai dengan nyala api untuk pemanasan awal. Ujung nozel diarahkan tegak lurus pada permukaan plat besi yang akan dipotong dengan jarak antara sekitar 3-5 mm. Bila tepi plat telah pijar dengan warna merah pudar, segera tangkai penekan katup oksigen pemotong ditekan dan proses pemotongan mulai berjalan. Sambil mempertahankan jarak antara nozel dengan permukaan logam yang tetap (3-5 mm), brander digerakkan sepanjang jalur pemotongan dengan kecepatan tertentu dan seragam. Tabel 6 dapat dipergunakan sebagai pedoman.
Hasil pemotongan yang baik akan tercapai bila menggunakan ukuran nozel yang sesuai dengan tebal plat yang dipotong serta penggunaan volume oksigen pemotong dan kecepatan pemotongan yang optimal. Pada gambar 29 dapat dilihat contoh hasil pemotongan yang baik, dimana tepi bagian yang dipotong terlihat rata. Jika kecepatan pemotongan telah sesuai, tetapi volume oksigen rendah, meka tepi potongan akan bergelombang (Gambar 29a). Pemasanan awal yang terlalu banyak akan membentuk celah yang lebar pada tepi permulaan pemotongan (Gambar 29b). Jejak pemotongan yang lebar dapat terjadi bilaman kecepatan pemotongan terlalu rendah meskipun penggunaan oksigen pemotong telah sesuai (Gambar 29c).
d.      Pengerjaan Lain-lain
Nyala api pemotongan dapat juga dimanfaatkan untuk jenis pekerjaan lainnya seperti melubangi plat besi atau membuat alur permukaan plat besi/baja. Selain itu dapat pula dipergunakan untuk memotong logam bukan besi seperti alumunium, bronze dan logam dengan campuran nikel yang tinggi.
Melubangi plat besi/baja yang tipis dapat dilakukan langsung dengan cara pemanasan awal yang diikuti dengan nyala pembakaran seperti halnya pemotongan. Gerak brander disesuaikan dengan bentuk dan ukuran lubang. Perlu diperhatikan agar percikan logam pijar atau pijaran harus terarah keluar agar tidak membahayakan yang mengerjakan. Caranya dapat dilakukan dengan memiringkan sedikit posisi nozel kearah yang mengerjakan.
Plat besi/baja tebal juga dapat dilubangi dengan cara ini. Untuk itu diperlukan alat tambahan khusus yang sederhana yaitu pipa besi kecil (kira-kira berdiameter 1/8 inchi). Pipa ini dipergunakan untuk menyalurkan oksigen pemotong saja.
Pertama kali bagian yang akan dilubangi dipanasi dahulu dengan nyala api las biasa. Setelah permukaan plat menjadi pijar segera dihembuskan oksigen pemotong dari pipa tadi. Selanjutnya sampai terbentuk lubang cukup dengan menggunakan saluran oksigen pemotong saja. Agar sisa-sisa pembakaran mudah keluar, maka sebaiknya posisi plat besi dipasang miring seperti tertera pada gambar 30.
Pembuatan celah pada permukaan plat besi tebal dapat dilakukan seperti tertera pada gambar 31. sudut kemiringan nozel antara 5-250 dan brabder bergerak searah dengan semprotan api.
Logam bukan besi (alumunium, bronze dan logam berkadar nikel tinggi) pada prinsipnya dapat dipotong dengan brander pemotong. Biasanya dipergunakan brander khusus yang telah dilengkapi dengan perlengkapan saluran serbuk pemotong. Sebagai serbuk pemotong biasanya menggunakan serbuk besi yang disalurkan bersama arus oksigen. Campuran serbuk besi dengan serbuk alumunium, kadang-kadang dipergunakan untuk memotong loyang tembaga dan logam berkadar nikel tinggi. Serbuk alumunium dapat melepaskan panas yang tinggi dibandingkan dengan serbuk besi. Serbuk besi dapat menghasilkan proses pemotongan yang cepat untuk baja anti karat (staninless steel).
e.       Menghentikan Pekerjaan
Pada saat-saat pekerjaan pemotongan perlu dihentikan misalnya untuk mengatur posisi plat yang dipotong terhadap landasannya dan lain-lain. Untuk itu mematikan nyala api cukup dengan menutup terlebih dahulu kran asetilin yang disusul dengan kran oksigen pada brander. Tetapi juga pekerjaan dihentikan untuk waktu yang cukup lama, misalnya istirahat atau memang telah selesai, maka setelah brander mati, harus diikuti dengn perlakuan sebagai berikut:
1.            Tutup kran tabung oksigen
2.            Buka kran oksigen pada brander sehingga kedua manometer menunjukkan tekanan nol
3.            Putar skrup regulator sehingga katup sampai pada posisi tertutup
4.            Tutup kembali kran oksigen pada brander
5.            Tutup kran tabung asetilin
6.            Buka kran asetilin pada brander sehingga kedua manometernya menunjukkan tekanan nol
7.            Putar skrup regulator sehingga kedudukan katupnya tertutup
8.            Tutup kembali kran asetilin pada brander.

Meskipun tekanan pada semua manometer telah menunjukkan nol, katup regulator harus selalu dalam keadaan tertutup. Jika menggunakan jenis skrup yang dapat dilepas, sebaiknya skrup ini disimpan saja. Dengan demikian jika sewaktu-waktu akan bekerja lagi dan kran gas dibuka, tekanan tidak langsung ke manometer regulator. Tekanan tinggi yang langsung ke manometer tersebut akan menimbulkan kerusakan, karena manometer regulator hanya mampu dilewati tekanan gas rendah yaitu tekanan kerja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESALAHAN YANG SUPERVISIAL DALAM PENGELASAN

Pengujian elektroda

Simbol elektroda dan maknanya